“Pengen kuliah?”

“Usaha dong!”

Jangan cuma duduk menanti hal yang belum pasti. Melamunkan hal yang bikin bingung. Ngikut teman karena gengsian. “Jangan dong ah!” Ayo kejar cita-citamu cuy, raih mimpi lanjutkan perjuangan sebagai pencari ilmu sejati!

“Habis lulus, mau kuliah dimana?” Hal yang sering dipertanyakan orang dan menduduki level teratas pertanyaan yang paling sering dilontarkan saat kita akan atau sudah lulus nanti Kawan. Kuliah diyakini menjadi salah satu kunci ampuh untuk menggapai kesuksesan di masa depan, baik secara finansial maupun sosial masyarakat. Terkadang gerah sendiri jika hal itu terlalu sering menjadi pertanyaan. Seperti reaksi alam yang terjadi berdasarkan suatu kejadian besar. Kayak tukang jual alat tulis kalau musim tahun ajaran baru. Kayak naeknya harga pensil 2B kalo dah seminggu sebelum UN. Benar-benar tidak bisa dihindari pertanyaan-pertanyaan itu.


Hmmm... benar- benar dilemma! Mau bilang mau Kuliah ke PTN A nyali tak sebesar itu, mau bilang Kerja di Perusahaan X nyali tak jarang menyapu habis pandangan itu! Emang aku bisa masuk PTN A? Emang aku pantes kerja di Perusahaan X?
Nah, kawan! Jangan sampai ya kita jawab “no comment mas/mbak!” Jangan!! Justru jawab dengan mantap dan berbangga hati Perguruan Tinggi mana yang jadi inceranmu, jurusan yang kamu minati. Jangan jawab kalo kita gak bisa, gak mampu, gak kuat mentalnya!! Aduh jangan dah. Agar keyakinan itu terbawa ke alam bawah sadar, sehingga membuat kita selalu termotivasi dari keyakinan tadi! Nah, dari situ akan timbul hubungan timbal balik antara lingkungan dan diri kita. Kita akan terpacu semangatnya karena sikap orang lain terhadap kita memang mendukung untuk melakukannya. Dan satu lagi, mungkin jawaban yang positif membuat orang yang bertanya turut mendoakan terkabulnya mimpi kita.
Yahh, kita bisa karena diri kita mengatakan bisa, sebaliknya kita lemah kalo diri kita mengatakan lemah. Ini bukan hipnotisme ato semacamnya, hanya memotivasi dan memberi sugesti (kayak Romy Rafael aja) positif ke dalam diri Kawan-kawan semua. Poin pertama kita yakin dulu! Sepakat?
Tapi tidak cukup hanya sampai diyakini saja perjuangan kita, masih panjang kaya gerbong kereta. Terkadang masalah yang lain berturut-turut muncul. Bagaimana bagi kita yang tergolong dalam masyarakat EMB alias ekonomi menengah ke bawah? Apakah kita bisa kuliah? Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi? Ahh, seakan pungguk merindukan bulan kalo bicara soal kuliah.
Benar kah begitu??
Sebelumnya ada secuil kisah para perubah zaman lo!
“Eh, kok cuma secuil bang !”
“Lho, ada pepatah bilang : “secuil demi secuil lama-lama jadi segepok !” hehe
Percakapan di atas bukan termasuk dalam yang kita bahas teman. Permasalahannya bukan antara secuil ato segepok. Selanjutnya kita akan bahas seorang yang dapat juga kita jadikan inspirasi sekaligus motivasi yang walaupun cuma secuil tapi mudah-mudahan manfaatnya bisa bercuil-cuil sampe bergepok-gepok.

Sering kita dengar banyak tokoh-tokoh hebat di negeri ini berhasil menggapai cita-citanya meski dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Pernah membaca novel Laskar Pelangi? Bukankah tokoh utama dari novel ini adalah seseorang dengan kondisi ekonomi terbatas namun memiliki keyakinan dan kemauan yang kuat untuk menggapai cita-citanya. Meski berasal dari pedalaman pulau Belitung, Ikal mampu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi ternama di Indonesia dan mampu mendapat beasiswa di Eropa. Apa kalian percaya kawan bahwa sebenarnya kalian juga mampu? Bila keyakinan yang kuat dan usaha yang keras akan berbanding lurus dengan hasil. Dewasa ini banyak sekali penawaran untuk bisa melanjutkan kuliah secara gratis baik di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta. Dari pihak pemerintah ada beasiswa Bidik Mis, beasiswa Departemen Agama, dan lain-lain. Sedangkan dari pihak swasta, ada beasiswa politeknik Astra, Beasiswa penuh Universitas Paramadina, dan sebagainya. Bisa dicek berbagai situs info beasiswa, mulai dari beasiswa prestasi hingga yang non prestasi. Semuanya tinggal kita sendiri yang menentukan, karena kesuksesan adalah tanggungjawab diri kita.
Seperti halnya beberapa orang siswa, eh mantan siswa di sebuah sekolah teknik di kota pelajar. Mereka memiliki kemauan yang kuat untuk melanjutkan kuliah ke jenjang selanjutnya, namun karena penghasilan orang tua mereka yang hanya petani atau bahkan buruh sawah, maka sempat patah juga harapan itu. Tapi, dengan semangat dan kerja keras mereka dapat melanjutkan kuliah tanpa membebani orang tua. Bahkan beberapa saat ini, para mantan siswa teknik itu dapat membantu menambah penghasilan bagi orang tuanya di kampung. Bukankah luar biasa teman?

Pernahkah mendengar ayat Al Qura’an yang intinya begini “Allah tidak akan merubah nasip suatu kaum sampai mereka merubah nasip mereka sendiri!” kesuksesan saat ini dan masa depan adalah hasil jerih payah kita, yang mendapat dikehendaki oleh Allah. Jadi, ketika orang tua tidak mampu membiayai kuliah kita ke depan, setidaknya kita mampu dan mau mengusahakan masa depan kita untuk kesuksesan di masa depan.

Hhe, masih mau ngeluh atau nggak yakin selama belum mencoba? Jangan sampai lagi ya..
Kesuksesan itu bukan hanya bisa diraih oleh orang-orang kaya, itu biasa. Sedangkan yang luar biasa, ketika kita mampu merubah nasip kita dengan keyakinan dan kerja keras bahwa kita pasti bisa sukses tidak kalah dari orang kaya. Karena kesuksesan adalah hak segenap bangsa, begitu pula dengan pendidikan! Kita pasti bisa, kaya theme song Sea Games tahun ini “Ayo Indonesia bisa!”

Mulai sekarang tata rapi semua rencana masa depanmu. Benahi diri, siapkan amunisi, bidik yang kamu cari trus tembakkan peluru prestasi. Insya Allah kalian bisa!!^^